Kamis, 30 Oktober 2014

Contoh Cerpen (Cerita Pendek)

PENYESELAN DAN HARAPAN


     Tiktoktiktok.. Semakin lama semakin cepat. Perasaan ini sudah tidak lagi seperti biasanya. Kecepatan detak jantungku lebih cepat daripada lokomotif yang sedang melaju ini. Ya. Seseorang sedang menantikan kehadiranku di kejauhan sana. Pikiranku tidak lagi sinkron dengan apa yang aku lakukan. Kulihat langit mulai gelap padahal waktu baru menunjukkan pukul 2 siang. Setengah jam berlalu. Satu jam berlalu. Waktu menunjukkan pukul 3, pintu kereta terbuka sangat lambat. Segera aku berlari, bergegas menuju kediamanku.

     Seketika hujan turun, aku terus berlari, berlari dan berlari tanpa sadar hujan sudah membasahi seluruh tubuhku. Tanpa kusadari sampailah di depan sebuah rumah kecil di pinggir jalan diantara rumah-rumah mewah. Ya, itulah rumahku. Segera aku memijakkan kaki ke dalam rumah dan berlari kembali. Tibalah di depan pintu kamar, aku menarik nafas dalam-dalam dan melangkahkan kaki ini ke dalam kamar tersebut. Kulihat wanita cantik paruh baya yang seakan tak berdaya ditemani oleh adik perempuan ku. Wanita cantik itu adalah Ibuku. Sesegera kaki
dan tangan ini menghampiri dan memeluknya. Air mata sudah tidak dapat lagi terbendung, membasahi pundak ibu.
Bu.. Ian disini, disamping Ibu, nemenin Ibu, Ibu temenin Ian sama Ani juga ya”
......”
Bentar bu Ian ambilkan minum dulu”
Ibu hanya tersenyum menatapku. Senyumnya begitu tulus. Senyum terindah yang Ibu lontarkan kepadaku dan Ani. Kembalilah aku ke kamar dengan segelas air putih. Tiba-tiba kudengar Ani memanggil namaku keras-keras dan menyerukan pula Ibu. Segera aku berlari.
     
     Sesampai dikamar kulihat Ani menangis memeluk Ibu dan Ibu hanya memejamkan mata seperti orang tidur. Ya. Aku tersadar bahwa Ibu tidak dapat menemani aku dan Ani. Seluruh badanku lemas. Prank. Gelas yang tadinya kugenggam sangat erat tiba-tiba jatuh.
Ibu..ibu...ibu....... Tadi Ian sudah bilang ingin ditemani ibu, ibu kok malah tertidur pulas, bangunn bu bangunnn!”
Bu..! Jawab Ian !”
Sudah lebih dari 20x aku meminta ibu merespon perkataanku dengan berbagai cara, tapi ibu tetap saja diam. Ya. Ibu baru saja meninggalkan aku dan Ani untuk selamanya. Ibu menyusul kepergian Ayah 4 tahun yang lalu.
     
     Air mata ini terus menerus mengalir tiada henti. Apakah ini sebuah penyesalan ? Mungkin jawabannya benar. Selama ibu sakit hanya Ani lah yang merawat ibu. Aku hanya sibuk dengan kesibukkanku di dunia yang fana ini. Termakan oleh nafsu duniawi, tanpa memprioritaskan orang yang telah merawat dan menjaga aku hingga sampai saat ini. Terbesit dalam benakku ketika pulang larut malam, pasti ibu yang langsung membukakan pintu. Ya, ibu sangat mengharapkan kedatanganku. Baru setelah itu ibu langsung tidur. Aku telah gagal menjadi kepala keluarga pengganti Ayah. Waktu tidak dapat diputar kembali. Nasi telah menjadi bubur. Tapi disaat yang sama aku membulatkan tekad untuk berubah menjadi yang lebih baik dan merawat salah satu harta berharga yang tersisa yaitu adikku.
Ibu, Ayah .. Ian minta maaf kalau selama ini Ian tidak menjadi seperti Ayah dan Ibu harapkan, Ian sangat menyesal, Ian janji mulai sekarang Ian akan berubah menjadi yang Ayah dan Ibu harapkan”


Karya : Febrian Rahman

Rabu, 29 Oktober 2014

Pengertian Cerpen, Ciri-ciri, Unsur Intrinsik, Contoh Cerpen

Cerpen merupakan karangan fiktif yang berisi sebagian kehidupan seseorang atau kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh.


Ciri-ciri cerpen            :
  1. Bentuk tulisannya singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
  2. Terdiri  kurang dari 10.000 kata.
  3. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.
  4. Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja.
  5. Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya saja.
  6. Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya.
  7. Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal             masyarakat. 
  8. Sanggup  meninggalkan  kesan  mendalam  dan  mampu  meninggalkan       efek pada perasaan pembaca.
  9. Menceritrakan  satu  kejadian,  dari  terjadinya  perkembangan  jiwa  dan       krisis,tetapi  tidak  sampai    menimbulkan  perubahan  nasib.
  10. Beralur tunggal dan lurus.
  11. Penokohannya  sangat  sederhana,  singkat,  dan  tidak  mendalam.


Cerpen dapat terbentuk karena adanya unsur-unsur intrinsik cerpen, unsur intrinsik tersebut antara lain adalah :
1)      Alur
Rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah cerita
Bagian-bagian alur:
a.       Tahap penyituasian atau pengantar/pengenalan
Tahap pembukaan cerita atau pemberian informasi awal, terutama berfungsi untuk melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.
b.      Tahap pemunculan konflik
Tahap awal munculnya konflik. Konflik dapat berkembang pada tahap berikutnya . Peristiwa-peristiwa yang menjadi inti cerita semakin mencengangkan dan menegangan.
c.       Tahap klimaks
Konflik-konflik yang terjadi atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak yang biasanya di alami oleh tokoh-tokoh utama.
d.      Tahap peleraian
Penyelesaian pada klimaks , ketegangan di kendurkan , konflik-konflik tambahan di beri jalan keluar, kemudian cerita di akhiri, disesuaikan dengan tahap akhir di atas.
e.      Tahap penyelesaian
Konflik sdah diatasi/diselesaikan oleh tokoh. Cerita dapatdi akhiri dengan gembira ata sedih.

2. Tokoh
Tokoh adalah pelaku pada sebuah cerita. Tiap-tiap tokoh biasanya memiliki watak , sikap, sifat dan kondisi fisik yang disebut dengan perwatakan/karakter. Dalam cerita terdapat tokoh protagonis (tokoh utama), antagonis (lawan tokoh protagonis) dan tokoh figuran / tokoh pendukung cerita.

3. Penokohan (perwatakan/karakterisasi)
Pemberian sifat pada pelaku-pelaku cerita. Sifat yang diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu.
2 metode yang digunakan:
a.       Metode analitik
Metode penokohan yang memaparkan atau menyebutkan sifat tokoh secara langsung, misal, pemarah, penakut, sombong, pemalu, keras kepala.
b.      Metode dramatik
Metode penokohan yang tidak langsung memaparkan atau menggambarkan sifat tokoh melalui:
1.       Penggambaran fisik (berpakaian, postur tubuh, bentuk rambut, warna kulit)
2.       Penggambaran melalui cakapan yang dilakukan tokoh lain
3.       Teknik reaksi tokoh lain yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar.
  
4. Latar
Latar merupakan keterangan yang menyebutkan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa pada sebuah karya sastra
Jenis-jenis latar :
a.       Latar waktu
ü  Keterangan tentang kapan peristiwa itu terjadi . Misal, pagi,siang, sore, malam.
b.      Latar tempat
ü  Keterangan tempat peristiwa itu terjadi. Misal di rumah, di sekolah.
c.       Latar suasana
ü  Latar suasana menggambarkan peristiwa yang terjadi. Misal, gembira, sedih romantis.

5. Sudut pandang
Posisi pengarang pada sebuah cerita . Terdiri :
a.       Sudut pandang orang pertama
Menggunakan kata ganti “aku” sebagai pelaku utamanya.
b.      Sudut pandang orang ke dua
Menggunakan kata ganti “kamu” sebagai pelaku utamanya.
c.       Sudut pandang orang ke tiga
Menggunakan kata ganti “ia, dia, mereka” sebagai pelaku utamanya.
d.      Sudut pandang campuran
Menggunakan kata ganti “aku” dan “kamu” sebagai pelaku utamanya.

6. Tema
Gagasan utama/pikiran pokok.
Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari cerita . Tema bersifat menjiwai keseluruhan cerita dan mempunyai generalisasi yang umum. Tema sebagai salah satu unsur karya fiksi sangat berkaitan erat dengan unsur-unsur yang lainnya.

7. Amanat
Pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada pembaca / pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya.


Adapun didalam menuliskan sebuah cerpen ada beberapa teknik yang dapat diterapkan yakni:
 1.       Paragraf pertama yang mengesankan
Paragraf pertama adalah kunci pembuka. Cerita pendek adalah karangan pendek, paragraph pertama bisa segera masuk pada pokok masalah, serta bukannya melantur pada perihal yang klise terlebih apabila lantas terkesan menggurui. Perihal tersebut pastinya cuma menyebabkan kebosanan serta rasa apatis untuk pembacanya.
 2.       Menggali suasana
Melukiskan satu latar terkadang membutuhkan detil yang agak apik serta kreatif. Penggambaran situasi yang biasa-biasa serta telah dikenal umum tak lagi menarik untuk pembaca. Bila akan melukiskan situasi kota jakarta dengan gedung-gedung yang tinggi, kesemerawutan jalan raya, serta keramain kotanya, penggambaran itu tidaklah menarik dikarenakan penggambaran tersebut bukan hanya adalah perihal yang baru. Walau demikian, apabila melukiskan situasi kota jakarta kaitkannya pada situasi hati tokoh ceritanya penggambaran itu lebih menyentuh pembacanya.
 3.       Menggunakan kata-kata efektif
Kata-kata efisien yaitu kata-kata yang segera berikan kesan pada pembacanya. Gunakan kata-kata efisien, pembaca diinginkan bisa lebih mudah menangkap maksud dari tiap-tiap sisi cerita sampai tamat. Tak hanya menggunakan kata-kata efisien pengarang juga dituntut untuk mempunyai kekayaan kosakata serta style bhs supaya cerita yang dibuatnya bisa mengalir dengan lancer serta tidak kering dan menjemukan.
 4.       Menggerakkan tokoh ( ciri-ciri )
Didalam cerita senantiasa ada tokoh. Tokoh-tokoh yang ada selalu bergerak dengan fisik atau psikis sampai terlukis kehidupan yang sama juga dengan kehidupan sehari-hari.
 5.       Konsentrasi cerita
Didalam cerita pendek, semua wujud mesti fokus pada satu masalah pokok.
 6.       Sentakan akhir
Cerita mesti diakhiri jika masalah telah dikira selesai. Kecenderungan cerita-cerita mutkhir yaitu sentakan akhir yang bikin pembaca ternganga serta penasaran. Yang jelasteks cerita pendek telah berakhir sebagaimana dikehendaki pengarangnya.


Contoh Cerpen Sastra

Awan Hitam

Langkahku terbawa ke bibir pantai ini. Seperti hari-hari yang lalu, aku akan ada disini saat hati sedang bergelayut gundah. Laut adalah tempatku bercerita. Di atas sebatang nyiur yang tumbang aku duduk menikmati mega. Terpaan dingin angin barat di senja ini kian melarutkan lamunanku. Sejak aku sampai disini mataku tak lepas dari arakan awan hitam di langit atasku. Gumpalan awan yang begitu tebal, menutupi mentari sore melepas sinarnya. Hingga membuat semburat jingga di ujung barat mewarnai langit biru.
Mata dan hatiku sedang menyaksikan sang mentari menjadi tak leluasa melepas sinarnya. Mentari menjadi tak lega membagi cerahnya. Mentari menjadi tak senyum memberi cahaya. Mentari menjadi terkekang untuk mengayun langkahnya. Mentari menjadi terbelenggu untuk menebar asa dan hasratnya.
Lamunanku jauh menembus langit tak bertepi tinggalkan hati yang kini gundah. Mataku tak jua berkedip menerawang, walau terhalang awan hitam yang enggan beranjak. Aku tak menyukainya. Ingin rasanya angin barat berhembus kencang hamburkan gumpalannya agar sang mentari kembali cerah tebarkan terang. Karenamu jagad jadi gelap. Karenamu burung-burung jadi tak bergairah. Karenamu laut jadi tak bercahaya. Karenamu udara jadi tak hangat.
Angin sore kian terasa dingin menyengat kulitku. Hasrat mentari memberi sinarnya masih tetap kuat menembus tebal awan hitam. Di langit kulihat garis-garis tegas sinar terangnya melurus ke kaki bumi. Mencerai beraikan awan hitam dengan putih bersih cahayanya. Tapi tubuhku kian dingin oleh desiran angin pantai di ujung senja ini. Aku beranjak meninggalkan laut di hadapanku. Melangkah gontai memeluk diri kuatkan hati. Burung-burung pun kulihat mulai bergegas kembali ke sarangnya dengan sesekali bunyikan kicau indahnya, mengikuti langkah kakiku. Angin pun kini semakin deras menerpa, melambaikan semua dedaunan ke arah kembaliku. Semua mengiringi langkahku untuk pergi dari sini. Namun semua tak bergairah, terlarut dalam rasa tak berpunya. Kepak sayap burung tak sigap berirama. Lambaian daun tak meliuk indah menari.
Aku teringat dia dalam ayunan langkahku. Semua tentangnya, di semua rasa ini. Di semua asa ini, agar dia senantiasa berada dalam segala kebaikan dan biarlah semua yang terbaik menjadi miliknya, hanya untuknya.
Dalam seretan berat langkahku, mataku menatap sendu ke langit di atasku. Awan hitam akhirnya berarak jua dibawa angin, beranjak pergi mengikuti langkahku. Ia ada di atasku saat aku pergi meninggalkan tempat ini. Dan perlahan mentari pun kembali tebarkan sinar terangnya di sore ini. Di hangat cerah dan cemerlangnya beri cahaya pada seisi alam, tinggalkan siang menyambut malam dalam rona dan rasa bahagia. Awan hitam pergi terbawa angin berganti senyum mentari yang putih bercahaya, saat jejak hadirku kian sirna terhapus air pantai.
Agar segala yang terbaik menjadi milikmu, hanya untukmu. Demi bahagiamu.
Cerpen Karangan: Jenner Man